"Selamat datang di Blue Romance, sebuah coffe shop yang buka setiap hari, dan mungkin kau lewati hari ini.
Blue romance menyediakan kopi ternikmat dan sahabat saat kau dituntut untuk terus terjaga. Blue Romance juga punya banyak cerita. Ada kisah jatuh cinta dan patah hati, perpisahan dan pertemuan kembali. Kisah-kisah ini berbalut kafein dan aroma kopi, berderai tawa dan tangis, di sela desis coffee maker.
Seperti Latte, Affogato, Americano dan Espresso, setiap kisah punya kopinya sendiri.
Kisah mana yang cocok dengan kopimu?" - Sinopsis Blue Romance
Pernah membayangkan bagaimana jika secangkir kopi yang kamu sukai ternyata bisa menggambarkan kisah hidupmu? Atau bagaimana secara kebetulan tempat favoritemu membeli kopi merupakan tempat favorite bagi banyak orang dengan latar belakang kehidupan yang berbeda, dan setiap orang dari mereka bisa digambarkan dengan secangkir kopi?
Blue Romance merupakan kumpulan cerpen dengan sebuah kedai kopi menjadi latar tempat berkumpulnya berbagai orang dengan latar hidup yang berbeda-beda namun sama-sama menemukan ketenangan dan kenyamanan di kedai tersebut.
Saya menyukai sebagian besar cerpen di novel ini. Bahkan, ada dua cerita yang meninggalkan bekas yang mendalam dalam diri saya. Walaupun sudah beberapa lama berlalu, dua cerpen dalam novel ini selalu terngiang dalam kepala saya.
Setiap cerita mempunyai banyak sekali plot-twist yang tidak terduga. Beberapa membuat saya berkata, "Yang benar saja!" sementara beberapa membuat saya menganggukkan kepala dan menyetujui jalan ceritanya-- sesuai ekspetasi!
Yang menarik dari novel ini adalah bagaimana di setiap bab, sebuah penjelasan tentang jenis-jenis kopi ditampilkan. Dan, most of the time, merupakan sebuah kesimpulan emosi yang dijabarkan dalam bab tersebut.
Salah satu cerpen favorit saya dari novel ini adalah sebuah cerita yang menggambarkan hubungan seorang wanita dengan seseorang yang sempat mampir dalam hidupnya. Lucunya, cerpen ini seperti sebuah penjelasan versi panjang dari sebuah video musik musisi western ternama. Cerpen ini jugalah yang tidak pernah berhenti terputar di dalam kepala saya. Sheva berhasil mengulur banyak waktu dan kata untuk mengekspresikan sudut pandang wanita tersebut dan secara cepat memberikan efek kejutan di akhir cerita lalu menutupnya dengan tenang.
Di sisi lain, Sheva juga benar-benar konsisten dengan prinsip "ulur dan kejutan" membuat saya gregetan sendiri. Hal ini karena the building anticipation yang saya rasakan rasanya tidak terbayar dengan akhiran cerpen tersebut. Hambar. Hanya diangkat tinggi untuk diberitahukan bahwa saya harus meraba-raba sendiri. (Mungkin hanya saya saja yang manja tentang hal seperti ini.)
Untuk kalian yang senang membaca buku berdasarkan cover dan ilustrasi novel, saya juga sangat merekomendasikan Blue Romance. Covernya cantik dan cukup untuk memberikan bayangan tentang isi buku. Di awal buku juga terdapat ilustrasi tampak depan kedai Blue Romace. Selain itu, di setiap akhir bab, terdapat ilustrasi hal penting dari bab tersebut.
Terdiri dari 7 bab, Blue Romance membuat saya berharap ada sequel untuk buku ini. Masih terlalu banyak kisah yang ingin saya dengar dari para pelanggan setia Blue Romance.
Personally, I give the book 5 stars out of 5.
Komentar
Posting Komentar